Terbang Bersama Awan

   

 Dihari itu,dipagi yang cerah aku masuk dengan penuh semangat ke sekolahku, aku semangat karena pada hari ini sekolah kami kedatangan murid-murid baru. Sebelum memulai kenalkan namaku andre santoso,aku biasa dipanggil andre.

     Saat sedang menelusuri lorong-lorong sekolah kami yang luas tiba-tiba seorang wanita yang asing menurutku memberhentikan langkahku, “kak,  akuboleh minta tangda tangan sama tanggal lahirnya nggak?”, wanita itu adalah juniorku yang sedang melaksanakan perintah dari kakak-kakak osisnya, kebetulan aku juga osis tapiaku datangnya terlambat makanya dia nggak tahu kalau aku osis,

“lho kak,kok tanggal lahir kakak sama dengan punyaku?”, wanita itu terlihat agak keheranan, sampai tampa sadar dia menepuk pundakku, “kakak, juga nggak tahu dek,mungkin kamu jodoh kakak kali,he...he!”,wanita itu tampak tersipu saat aku berkata seperti itu.

“ah, kakak ada-ada aja!”wanita itu mempalingkan wajahnya, “kak,kenalin aku Rima Anindita”, wanita itu memperkenalkan dirinta dan mengulurkan tangan kanannya padaku, “aku andre santoso,panggil aja aku andre”, tangan wanita ini terasa lembut. “kak andre terima kasih ya tanda tangannya!”. Setelah itu ia langsung pergi,aku hanya senyum-senyum setelah ia pergi.

      “hei kak!”, rima mengejutkanku saat aku membaca di perpustakaan, “duduk!” aku menawarinya duduk dikuri yang ada disampingku. “makasih kak!”, dia menerima tawaranku.

“kamu betah nggak sekolah disini,kanudah 2 minggu?” aku bertanya pada rima yang sedang membaca buku berjudul  “MISTERI CINTA”.

“aku betah kak!”.

 “kamu suka baca tentang cinta?”

“oh, ini?” ia menunjukan judul buku yang iya baca padaku,”iya kak aku nggak ngerti kak soal cinta” ia kembali melanjutkan.

“kamu,pernah pacaran nggak?” kataku.

“belum kak” dia menggeleng-gelengkan kepalanya, “kak, nanti main kerumah ya! Belajar bersama gimana kakak mau nggak?”.

“iya nanti aku usahain ya!”.

“kak aku ke kelas ya!”dia bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan keluar.

       “rima! Tunggu!” aku memberhentikan langkahnya saat berada ditaman sekolah saat jam pelajaraan telah usai, kebetulan hari ini cuacanya agak mendung jadi suasana ditaman teduh.

“kenapa kak?” tanya rima padaku saat ia memberhentikan langkahnya.

“rima!” sial, kenapa aku grogi banget badanku rasanya panas dingin jadinya nano-nano.

“kakak kenapa sih kok kayaknya gugup banget?”rima tersenyum padaku yang membuatku semakin gugup.

“a...a..aku cin....cin”.

“cin-cin? Kakak kok kayak banci? Sekarang jadi becong ya?” rima terenyum lebar padaku.

“aku cinta kamu rima,kamu mau nggak jadi pacarku?” aku berteriak keras sampai-sampai “hei! Andre berani-beraninya kamu cinta sama anak saya, rima ayo pulang!”, fuck! Ayahnya rima yang killer bergumis super tebal mendengar ucapanku pada rima, rima hanya tersenyum saja padaku dan segera pulang bersama ayahnya.

       Handphoneku berdering, sekarang  sudah pukul 10 malam, dalam hatiku bergumam siapa yang mau nelpon malam-malam gini, saatku lihat rupang rima yang menelponku.

“kak, maafin ayah atas  kejadian siang tadi ya!” ia momohon padaku dengan suara manja andalannya.

“iya nggak apa-apa kok rim!”

“kak, aku juga cinta kakak, aku mau kok jadi pacar kakak!” rima langsung mengungkapkan kata itu dengan lugunya.

“rima serius?” aku bertanya padanya untuk memastikan kalau ini bukan rekayasa.

“serius kak!, kakak yang serius atau nggak sih sama aku?” dia balik bertanya padaku.

“nggak”jawabku, suasana jadi hening, “nggak mungkin nggak serius rima!” aku kembali melanjutkan.

“ih! Bikin aku deg-degan aja!”. Tak terasa aku telponan sama rima hingga berjam-jam hingga ayam jantan berkokokpun aku masih telponan dengannya.

        Telah  2 tahun aku pacaran dengan rima, sampai saat ini alhamdulilah hubungan kami tetap manis, memang untuk meraih 2 tahun bukan semudah membalikkan telapak tangan, kami harus melewati berbagai rintangan dan cobaan mulai dari rima yang cemburu karena aku jalan dengan teman wanitaku waktu smp yang telah hampir menamatkan hubungan kami tapi untungnya  masih dapat kami lewati.

       Hari-hari aku jalani tampa rima, kuliah diluar pulau tepatnya dijogja terpaksa harus aku tinggalkan rima dikalimantan, hal ini adalah hal yang sangat berat bagiku. Malam-malamku serasa tampa bintang. Meskipun aku telah berusaha tuk melupakannya tapi aku tak bisa, biasanya untuk mengobati rasa rindu aku hanya dapat telponan saja dengannya, tapi karena itu pengeluaranku tiap bulannya membengkak, kisahku ini mirip dengan kisah di novel Kambing Jantan, dan kisah itu benar-benar terjadi dikehidupan nyata dalam hidupku.

  “kring!!”sebuah sms berdering, setelah dicek adalah sms dari Remi sahabat SMA ku dulu,

     From: remi

             Bro! Gimana kabarmu?kuliahnya gimana? Oh iya rima sekarang lagi dekat dengan Ronal, adik kelasnya.

Sontak hati ini gundah, hati ini hancur. Dan mendapat kabar itu aku memutuskan untuk menutup rapat-rapat hati ini.

        Sekarang aku telah 1 tahun di jogja, aku telah dapat melupakan Rima,dan aku telah putus dengannya sejak 2 bulan lalu, terakhir aku mendengar kabar dia telah jadian dengan adik kelasnya yang bernama Ronal, kini hari-hariku menjadi lebih berwarna karena aku lagi dekat sama kakak semester namanya Dila.

 

8 tahun kemudian.................

     Kini aku telah bekerja disalah satu perusahaan swasta di sumatera, di umurku yang ke27 tahun belum sedikitpun terlintas dibenakku untuk menikah, aku masih happy aja dengan masa muda ini walau kadang-kadang orangtua mencoba menjodohkanku dengan anak karabat mereka.

      Tok...tok, seseorang mengetuk pintu ruang kerjaku, “masuk” pintaku. Ternyata itu pak jarwo yang memiliki gumis tebal yang menambah kesan bahwa dia itu sangat killer, tapi orangnya nggak seperti itu kok, orangnya sangat baik.

“ndre,saya telah memutuskan agar kamu dipindah tugaskan dikalimantan, di perusahaan cabang yang baru saja dibuat disana kamu mau nggak?”, cetus pak jarwo saat diahendak duduk dikursi yang ada didepan meja kursiku. Mendengarkata-kata pak jarwo tersebut aku hening sejenak, “kalimantan mananya ya pak?” tanyaku pada pak jarwo untuk menghilangkan rasa penasaran. “kalimantan barat ndre! Di pontianak tempat kelahiranmu kan?”, yea! Aku berteriak dan mengepalkan tangan kearah pak jarwo.

“eits, awas tinjumu nanti kena muka saya!” pak jarwo menunjuk tangan yang kukepal kearahnya.

“maaf...maaf pak ini kebiasaan saya sejak kecil pak kalau lagi gembira!”.

      Banyaknya pekerjaan di tempat kerja yang baru terpaksa aku harus meminta bantuan sekertaris, “permisi mbak!”, aku mengucapkan salam pada wanita yang menghadap keluar jendela itu sehingga posisinya membelakangiku, “iya mas!” ucapnya sambil ia membalikan pandanganya kearahku. Suasana menjadi hening wanita tersebut seperti menatapku tajam.

 “kenalkan saya andre, direktur cabang disini,mbak sekertarisnya kan?” aku mengulurkan tangan kananku. Suasana menjadi semakin hening, entah apa yang wanita berkulit kuning langsat, berambut sebahu, dan tinggi semampai itu pikirkan. Tiba-tiba wanita itu berjalan mendekatiku, matang berkaca-kaca dan siwanita itu memelukku, tangisanya semakin menjadi-jadi, isakannya terdengar jelas dtelinga kananku. Aku belai rambutnya yang halus,walaupun aku tak mengerti mengapa dia memelukku.

“aku kangen sama kamu ndre, udah 13 tahun kita nggak ketemu”, siwanita itu membisikanku dan semakin mengeratkan palukannya, pundakku mulaiterasa basah oleh air matanya.

“Rima!”, aku menitikan air mata. Aku tak kuasa menahan tangisan bahagia saat bertemu cinta pertamaku ini.

        Sejak aku bertemu dengan rima yang ternyata adalah sekertarisku sendiri aku dan rima kembali merajut cerita cinta. Cinta lama yang kembali bersemi, aku percaya tuhan itu ada dan aku percaya dia juga yang menentukan jodoh untuk hamba-hambanya. Cerita cintaku ini bersama rima penuh dengan perjuangan dan perjuangan cinta kami tak sia-sia karena 1 minggu lagi kami akan melangsungkan pernikahan.

     “rima,lihat awan-awan itu, awalnya mereka kecil tapi setelah itu mereka bergabung menjadi besar, itu seperti cinta yang awalnya bibit cinta dan lewat pwejuanganlah  cinta itu menjadi besar” tunjukku kearah awan disore hari, pada rima yang menyandarkan kepalanya dibahu kiriku.

capt: cerpen ini adalah cerpen yang aku buat sebagai tugas Bahasa Indonesia saat SMA.

Komentar