Banyak masyarakat mendambakan kehadiran listrik ke rumah-rumah mereka. Berbagai cara sudah dilakukan oleh warga . Mereka sudah
berjuangan dan menyampaikan aspirasi mereka kepada instansi terkait,
termasuk dengan mengumpulkan tanda tangan dan KTP, namun sampai sekarang
belum juga terwujud. Masyarakat berharap
kepada PT PLN Persero Cabang Sanggau memberikan perhatiannya khususnya
ke daerah daerah yang ada di Kecamatan Noyan yang relatif jauh jaraknya
dari Kota Sanggau Jangan heran jika Kecamatan
Noyan selama ini terindikasi serta identik dengan daerah kecamatan yang
tertinggal karena tidak adanya cahaya penerangan yang masuk ke
desa-desa.
Memasuki
daerah Kecamatan Noyan saat ini, tak ubahnya seperti memasuki daerah
Noyan puluhan tahun silam, sama saja. Karena kondisi masyarakat disana,
masih menggunakan cara-cara penerangan klasik seperti pelita dan
semacamnya,apalagi memasuki desa-desa terpencil. Jika kita melintasi pada malam hari, seolah-olah kita masuk pada zaman tempo dulu, padahal sekarang sudah zaman globalisasi.
Sejak
1990 silam, infrastruktur jaringan listrik PLN pernah dibangun
dibeberapa desa, namun karena lama tak ada titik terang tentang proyek
itu masyarakat menjadi kecewa dan ada beberapa peralatan yang hilang
dicuri dan dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab, dan dan ditambah
lagi dengan tidak pernah adanya aktifitas dan upaya perbaikan dari pihak
PLN, maka merekapun hidup dalam suasana gelap gulita.
Di daerah Kecamatan Noyan yang lima bulan terakhir yang sudah dialiri listrik adalah Dusun Talogah, Desa Idas. Dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dengan kapasitas 50 ribu watt yang memamfaatkan aliran air Riam Asam masyarakat disekitar Dusun Telogah sudah bisa menikmati aliran listrik di desa mereka. Ke depan diharapkan dengan adanya PLTMH tersebut, dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Khususnya untuk mempermudah anak-anak dalam belajar di rumah. Bukan itu saja, bisa juga untuk mendapat hiburan dari televisi dan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya yang bersumber pada listrik.
Beberapa tempat di Kecamatan Noyan yang belum teraliri listrik yakni : Desa Mayan, Sungai Merah, Langka, Periji, Tukun, Sungai Dangin, Simpang Daroi, Tidu,Ensingo dan masih banyak lagi.
Di daerah Kecamatan Noyan yang lima bulan terakhir yang sudah dialiri listrik adalah Dusun Talogah, Desa Idas. Dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dengan kapasitas 50 ribu watt yang memamfaatkan aliran air Riam Asam masyarakat disekitar Dusun Telogah sudah bisa menikmati aliran listrik di desa mereka. Ke depan diharapkan dengan adanya PLTMH tersebut, dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Khususnya untuk mempermudah anak-anak dalam belajar di rumah. Bukan itu saja, bisa juga untuk mendapat hiburan dari televisi dan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya yang bersumber pada listrik.
Beberapa tempat di Kecamatan Noyan yang belum teraliri listrik yakni : Desa Mayan, Sungai Merah, Langka, Periji, Tukun, Sungai Dangin, Simpang Daroi, Tidu,Ensingo dan masih banyak lagi.
indopos.co.id
– Etanol Hasil Penemuan Yudi Krisna, Pelajar SMA 2 Sekayam Bahan bakar
alternative dari etanol. Dan etanol dihasilkan dari nasi bekas. Inilah
yang dikerjakan oleh siswa SMA2 Sekayam, kabupaten Sanggau.
Agus Alfian, Entikong
MESKI berada di pedalaman perbatasan, tak membuat Yudi Krisna (17) menjadi pesimis dan menyerah dengan keadaan. Sebaliknya, pelajar SMA 2 kelas XI IPA berhasil mengolah nasi sisa yang banyak tidak dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan.Selama ini, nasi sisa, paling dijadikan kerupuk atau pakan ternak. Melimpahnya sisa nasi itu membuat Yudi berpikir untuk mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat.
“Selama tiga bulan meriset dengan bahan baku nasi sisa, bisa menghasilkan etanol yang dimanfaatkan untuk bahan bakar,” ungkapnya Selasa (22/9) kemarin saat ditemui di Sekayam.Diakuinya, bahan bakar temuannya itu sudah digunakan oleh rekan-rekannya satu asrama. Hemat serta ramah lingkungan dan tidak ada lagi nasi sisa yang terbuang percuma.
Ketertarikan Yudi mengolah nasi sisa dijadikan bahan bakar karena prihatin melihat warga di pedalaman yang masih menggunakan kayu bakar karena tidak mampu membeli gas elpiji. Tidak semua warga di pedalaman perbatasan memasak menggunakan kompor gas, terlebih di Kecamatan Noyan Desa Tidu tempat kelahiran Yudi warganya masih belum sepenuhnya merasakan penerangan listrik dari negera.
- See more at: http://www.indopos.co.id/2015/09/lihat-nih-pelajar-di-sanggau-bisa-membuat-limbah-nasi-yang-difermentasikan.html#sthash.0Mv48qG9.dpuf
Agus Alfian, Entikong
MESKI berada di pedalaman perbatasan, tak membuat Yudi Krisna (17) menjadi pesimis dan menyerah dengan keadaan. Sebaliknya, pelajar SMA 2 kelas XI IPA berhasil mengolah nasi sisa yang banyak tidak dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif ramah lingkungan.Selama ini, nasi sisa, paling dijadikan kerupuk atau pakan ternak. Melimpahnya sisa nasi itu membuat Yudi berpikir untuk mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat.
“Selama tiga bulan meriset dengan bahan baku nasi sisa, bisa menghasilkan etanol yang dimanfaatkan untuk bahan bakar,” ungkapnya Selasa (22/9) kemarin saat ditemui di Sekayam.Diakuinya, bahan bakar temuannya itu sudah digunakan oleh rekan-rekannya satu asrama. Hemat serta ramah lingkungan dan tidak ada lagi nasi sisa yang terbuang percuma.
Ketertarikan Yudi mengolah nasi sisa dijadikan bahan bakar karena prihatin melihat warga di pedalaman yang masih menggunakan kayu bakar karena tidak mampu membeli gas elpiji. Tidak semua warga di pedalaman perbatasan memasak menggunakan kompor gas, terlebih di Kecamatan Noyan Desa Tidu tempat kelahiran Yudi warganya masih belum sepenuhnya merasakan penerangan listrik dari negera.
- See more at: http://www.indopos.co.id/2015/09/lihat-nih-pelajar-di-sanggau-bisa-membuat-limbah-nasi-yang-difermentasikan.html#sthash.0Mv48qG9.dpuf
Komentar
Posting Komentar